Kamis, 10 Mei 2012

idealisme asti !

malu lah hey pemuda yang mabuk akan semua yang instan. berubahlah jangan di kendalikan zaman yang udah edan. apalagi kalangan intelektual, bukan menyuarakan tapi tunduk tidak bermoral.
lalu, kapan ada perubahan?kalo kesadaran saja tidak nampak pada hal kecil dari perbuatan.
berbuat lah untuk mengedepankan apa yang perlu diperjuangkan. jangan suka ria tanpa batasan yang di piorotaskan.
liat dong mereka kesusahan mengelus dada akan kemubaziran.
saya rindu perubahan.
saya malu dengan masa lalu, pemuda dulu tidak seMALAS pemuda sekarang.
panjangkan nalar kita, 20 tahun kemudian, kita lah pengganti MEREKA.
jangan antipati dengan masa depan,rintis dari sekarang agar nanti tidak GELAGEPAN!.

kita lah yang muda, yang akan mewarnai Republik tercinta ini.
jangan sampai tanah air ini menjadi tanah air yang penuh penindasan,tapi wujudkan bangsa yang gandrung akan keadilan dengan bersamasama menyuarakan KEBENARAN!.

kepemimpinan untuk diri saya !

Selama sekolah di SMA Plus PGRI Cibinong. Saya aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).Waktu kelas X saya gagal lolos seleksi calon pengurus inti (calon wakil ketua OSIS). Tapi, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja saya di OSIS (angg.Kang Revi). Saya tetap berusaha menunjukan kinerja yang baik. Banyak yang dialami susah senang dengan mereka.
hhmm, sampai kita semua sibuk untuk persiapan MOPD, saya terpilih jadi kandidat calon ketua panitia MOPD, hasil voting menjadikan saya bendahara panitia MOPD (megang duit yang ga sedikit tiap hari+jadi ketua gugus 11,hhm). Lanjut lagi perjalanan kita, terus saya terpilih jadi ketua panitia HUT RI ke-63 (banyak konflik,banyak banget,tapi keren banget kepanitiannya,IMUSM).
Dan saat angkatan saya hanya tinggal berlima ditambah 1 pendatang baru,hhe (Saya,Mutiara Indonesia,Enconny Three Justice,Rahmadsyah Ramadhan,Tri Ade Putra dan Fritza Astrini). Setelah LDKS ke-2,wawancara meloloskan saya jadi kandidat Calon Ketua OSIS No.1 Periode 2009-2010 didampingi oleh wakil Agam Ramadika. Sekitar 500 lebih mempercayakan saya dan memenangkan Kandidat No.1(alhamdulillah ;))
Kira-kira lima tahun yang lalu saya kira, saya sudah mempelajari kepemimpinan, praktik ataupun teorinya. Saya sudah memahami beberapa prinsip penting kepemimpinan hingga kini. Tetapi, semakin saya bertumbuh, semakin saya sadari bahwa pengembangan kepemimpinan saya sendiri akan memakan waktu seumur hidup. Bagi saya, kepemimpinan bukanlah suatu kenferensi akhir pekan. Kita harus mencurahkan kehidupan kita kepadanya.
Saya percaya setiap rapat yang saya pimpin tanpa persiapan berupa informasi yang baik adalah rapat dimana saya tidak mudah berperan. Pengetahuan adalah kekuasaan. Karena, saya rasa saya ini gila sikap. Saya juga percaya bahwa sikap yang antusias menempatkan pemimpin berada diatas sesamanya, membuka pikiran terhadap kreatifitas dan memberikan motivasi terhadap anggotanya.
Dengan kepemimpinan saya belajar untuk dapat menangani kesalahan-kesalahan dengan perspektif yang benar dan mampu mengakui nya, memetik pelajaran darinya dan mengoreksinya.
"......Ya Allah. Kalau aku salah, buatlah aku agar mau berubah. Ya Allah, Kalau aku benar, tetapkan aku didalam yang benar. Yaa Allah, kuatkanlah aku sedemikian rupa, sehingga kekuasaan teladanku akan jauh melampaui kewenangan pangkatku..."
Doa ini memaksa saya sebagai pemimpin untuk menyesuaikan hati maupun pikiran saya. Setelah segalanya diucapkan dan diperbuat, saya ingin kehidupan yang saya teladani berbicara lebih keras, ketimbang pangkat atau nama jabatan yang pernah saya sandang. Toh, setelah perjalanan saya berakhir, saya ingin kepemimpinan saya menjadi siapa saya adanya, bukan sekedar apamyang dikatakan oleh uraian pekerjaan saya. (Terima Kasih untuk semua pihak yang membantu OSIS 09-10)
;))kondisi rapat,hhmmm kangennnnnMPOS 09-10baksos situ gintungbaksos palsi gunung

dan ini pun almost 3 taunan yang lalu gue buat,masih sama-sahabat :)

gue emang kangen almh.Aprilia Putri Utami.
kangen gue udah diubun2 mungkin.
hati gue kering bgt karna sadar udah kehilangan sahabat terbaik.
tpi disini gue mencoba realistis.dan ga boleh nangis.

-since the day that you were gone,pril :
stlh lo pergi , hati gue bernyanyi kesedihan dan kehilangan.
hati gue menyesal dalam dalam.
hati gue protes sama waktu untuk mengulang!
tpi semua tinggal takdir yg harus gue jalanin.

Stlh lo pergi , gue berjanji tetap jaga silaturahmi kita,dgn gue tetap main krmah lo.untk ngobrol sama bunda lo,bapak lo dan main sama ade byan.
Gue luangkan waktu untk ke makam lo.bahkan sering kali gue bwa sahabat2 SMA gue ke rumah lo atau ziarah ke makam lo.

stlah lo pergi , gue inget smua apa yg pnah brg2 kita lalui.
pril , ada seorang sahabat gue yg nemenin gue saat gue terpuruk bgt stlh lo pergi,dia nenangin gue sampe bela2in ga tidur.dia bilang 'tenang ti, 1 pergi akan ada 1000 pengganti yg dtg jadi sahabat lo'
saat itu gue msh terpaku, tpi stlh gue sadar dan buka mata dan hati gue lebar lebar.
sahabat sahabat terbaik hadir bermunculan 1 per 1 dgn cara yang berbeda beda dan sangat terkesan indah.

stlh lo pergi , gue jdi org yg sangat menghargai pertemuan.
gue menjadi mengerti akan sbuah ikhlas nya senyuman.penting nya ketulusan.dan berharganya pengorbanan untuk mahluk Allah yg kta sebut SAHABAT.

stlh lo pergi , gue menjadi kaya akan cinta.kasih dan sayang.karna rasa kehilangan sahabat kaya lo yg membuat hati dan diri gue goncang dan kini menjadi pita pengikat gue untuk para sahabat sahabat gue yg lain nya.GUE GA MAU KEHILANGAN MEREKA.

Stlh lo pergi , gue jdi semakin sadar akan arti hidup yg ga akan kekal.pda waktunya,kita pun berpulang.
tpi,ada 1 makna terdalam yg ktika kini lo ga ada,dan gue sadar lo melakukannya ketika masih hidup,yaitu : tebar senyum indah,kasih sayang untuk semua,uluran tangan untuk membuat sahabat merasa terangkat,dan menganggap bahwa mereka teramat penting untuk hidup kita.

Stlh lo pergi , gue merasa amat bangga dan merasa hidup gue sempurna karna pernah bersahabat sama lo.
bnyk yg hingga kini dan nanti yg akan slalu merindukan lo.tau knpa?krna mata lo selalu memandang dalam.tangan lo selalu terbuka untuk meraih.senyum lo selalu menceriakan.dan bibir lo selalu keluar katakata menyejukan.
Kita sayang lo.tapi Allah SWT lbh sayang lo.

Stlh lo pergi , gue sadar , bnyak bgt sahabat2 gue yg kehadiran nya dihidup gue ga boleh gue siasiain.
Kepergian lo pun tetap membawa berjutajuta hikmah untk kita.SUBHANALLAH

Dan stlh lo pergi , gue tau dan sadar Duo Divo (Almh.April&Asti) telah memberi makna terdalam untuk hidup Asti Swastiani
-raih doa gue untk temani lo dialam sana
I Love You As My Best Friend Forever :-)

ramadhan 2010,langkah ku mulai berhijab

Belum lama aku berulang tahun ke 18 tahun.dihari bahagia itu aku sadar,umurku bukanlah bertambah.melainkan berkurang.ada getar disitu,aku belum jadi manusia yg begitu baik untuk sekitar ku,lingkunganku.
Aku berniat membaca buku tebal dikamar,buku itu milik kakak perempuanku (mba ning). J udul nya 'Jati Diri Wanita Muslimah'
Yaa Allah,hati ku merasakan kehadiran-Mu yg bgtu lembut menyentuh hati ku,Subhanallah.aku ternyata masih amat sangat jauh dri wanita impian agama ku dan kitab ku.
Pelan pelan aku mencoba berbenah diri.
Suatu siang yg panas aku pergi ke suatu Mall. Ada wanita berjilbab didlm nya bersama adik lelaki nya,diangkot itu cuma kami bertiga dan pak supir.
Adik itu berkata pada kakak nya
'aku gerah,bukain jendelanya ka!aku aja gerah.kaka ga gerah?'
si kakak itu menjawab 'alhamdulillah ga.' jawab nya begitu lembut
'pake krudung kan ketutup.lebih gerah deh.' ucap adik itu polos
'lebih baik gerah disini.karena panas api neraka lebih dari ini'
Astagfirullah :-(
Aku malu.
Aku yg sudah baligh belum pnya ketetapan untuk menutup aurat.
Aku terus mendalami.aku pelajari buku itu.
Ternyata islam telah mengatur segala sesuatu yang nantinya di akhir akan menyelamatkan kita.
aku juga teringat guru SMA ku,Bu Ai,guru agama islam.saat terakhir aku keskolah masih menggunakan seragam SMA,aku jumpai dia dan ku cium tangan nya,sambil berjalan agak terburu2 karena mungkin kesibukan nya,dia berkata 'Asti.inget jilbab nya.wanita mah wajib.' Dengan dialeg sunda yang khas. Ketika itu aku hanya tersenyum dan bilang 'iya umi' , panggilan akrab ku.
Ada lagi Umi Ningsih, Wakil Urs. Humas SMA ku, pernah mengatakan : 'di Al-Qur'an sudah diatur kalau wanita harus menutup aurat. Berjilbab itu bisa tetep eksis kaya umi. Yang penting imtaq dan iptek seimbang.'
Aku menjadi yakin untuk menggunakan hijab hingga ajal menjemput,inshaALLAH.
Dan ketika aku yakin berhijab. Aku share ini ke orang tua dan kakak-kakak ku.mereka mendukung&menasehati ku ini dan itu.
dalam doa ku saat itu .......
"Aku salah 1 wanita dimuka bumi ini yg Engkau ciptakan sungguh amat sangat serius hingga aku menjadi apa aku sekarang dan memeliki apa yg aku miliki sekarang.Dengan mengharap Ridho-Mu,aku yg kotor dan kecil hanya ingin berbenah diri untuk patuh dan tunduk pada-Mu dan pada kedua orang tua ku.mencintai dan merindukan Junjungan ku Nabi Muhammad SAW.dan bangga terhadap agama-Mu. Bimbing aku agar terus menjadi jiwa kecintaan-Mu.
Sujud ku, Shalat ku, Hidup dan Mati ku hanya untuk-Mu Ya Allah,Tuhan semesta alam."
aaaamiiinnn :-)
kini,wajib untuk terus istiqomah dan kaffah :-)


ku tulis ini 14 September 2010

cerpen ini almost 4 taunan yang lalu gue buat,tapi coba deh baca tentang persahabatan aku dalam Duo Divo :)

DUO DIVO

"Alm. Aprilia Putri Utami dan Asti Swastiani"

…Persahabatan dimulai dengan senyuman, bertumbuh dengan pengertian dan pergi membawa sejuta kenangan….

DUO DIVO

“Gimana kalau duo divo ? keren kan ? siapa tau nanti kita jadi diva terus bisa konser. Hahaha. Gimana ? gimana ?” Ucap ku penuh khayal bahagia dibalik busana putih biru kepada April sahabatku.
“Wah, boleh tuuh. Keren. Duo Divo, buat lu and gue. Hahaha. Ntar kita konser.” Ucap April setuju.

Yaa, Duo Divo berlanjut. Kami pun berusaha menggenalkan duo divo pada teman-teman dikelas, ade-ade kelas pokoknya semua yang kita kenal di SMPN 4 Depok. Itu aku lihat sebagai kebahagian kebersamaan aku dan April sebagai sahabat. Kami memang selalu bersama, semenjak kami sekelas pada kelas XI-7. Aku selalu merasa April berusaha sekali memberikan yang terbaik untuk ku, aku pun mencoba demikian.
Duo divo selalu bermain kerumah April atau kerumah ku saat pulang sekolah, jadi aku dan April sama-sama mengenal baik keluarga masing-masing. Ya, kebiasaan anak-anak sekolah lainnya, kita main, curhat, foto-foto, makan bakso, makan es campur, ketawa-ketawa, bercanda-bercanda dan hal-hal lain yang menyenangkan. Duo divo mencoba menikmati masa-masa terakhir sebagai siswi di SMPN 4 Depok.

“Asti, aku pengen curhat. Kita kan mau lulus. Pasti sedih kalau nanti kita gag satu sekolah lagi.” Ucap April sewaktu pulang sekolah. Akhirnya duo divo memutuskan untuk pulang tidak naik angkot, tapi jalan kaki. Sepanjang jalan kami bercerita tentang keluhan masing-masing. Curhat yang biasa dilakukan para remaja lainnya.
“April, kita udah jalan jauh banget. Masih kuat lu?? Kita naek angkot aja yuk. Mang nanggung si. Tapi gue capek banget.” Keluh ku sore itu.
“Ya ti, gue juga capek. Dih, ga kerasa yaa udah nyampe Raden Shaleh aja, haduuh, ayo naek angkot.”
******
“April lu tau kan hari Minggu ini Renaldi ngadain Reuni SMP kelas XI-7 sekalian silaturahmi kan masih suasana lebaran, di Margo City jam 1 siang?? Kata Renaladi kumpul di Food Court. Lu dateng kan?? Bareng yaa berangkat nya.” Aku mengajak April lewat telepon untuk datang bareng ke acara reuni kelas yang sekalian silaturahmi karena masih dalam suasana Idul Fitri.
“Iya gue tahu. Kemaren Renaldi udah SMS gue. Yah. Sayang. Gue nggak tahu bisa ikut apa nggak. Insya Allah yaa. Udah baca belum comment gu??.” Jawab April. Aku kecewa seketika.
“Ahh, payah. Pasti kalau gini lu nggak bisa ikut. Belum, gue belum sempet online. Mang lu comment apa?? Udahlah omongin aja sekarang ditelepon.” Ucap ku agak kesal.
“Maaf ya, rencananya 2 minggu ini gue mau packing and beres-beres rumah. Senin pas nanti masuk sekolah gue udah nggak di depok lagi, gue pindah ke Bandung. Bokap and nyokap udah ngurus semuanya. Tapi liat ntar deh pokoknya, gue usahain dateng deh. Bener-bener gue usahain kok sayang.” Penjelasan April mengagetkanku.
“Apaan?? Lu mau pindah ke Bandung?? Lu bercanda kan pril. Aahh, gue nggak kebayang nggak ada lu didepok. Ahh, taulah. Kalo lu nggak dateng, gue juga nggak dateng. Dateng dong prillll, please. Kapan lagi jalan-jalan?? Kan lu mau pindah…” Ucap ku sedikit merengek, aku sedih April mau pindah ke Bandung.
“Ihh, kok gitu si?? Kaya anak kecil deh. Hahaha. Dah lu dateng aja dulu, ntar Insya Allah gue dateng kok. Dah lah, tenang. Baca comment gue dong astii… OK?.” Ucap April tanpa beban, aku kesal, merasa dia nggak berat meninggalkan aku.
“Ihh, lu kok malah ketawa, seneng banget si mau pindah!! Jahat!! Ya, gue dateng, tapi awas aja lu kalau nggak dateng. Gue ngambek pokoknya. Ntar abis reuni ini, gue mau dateng kerumah lu, ma Popy, Uta, Iren, Wahyu. Perpisahan tuu. Uhh.. April, lu bercanda kan??.” Ucap ku jengkel.
“Hahaha, udah santai aja. Insya Allah gue dateng. Yang penting lu dateng dulu. Gue ketawa lucu aja denger lu ngomong. Hahaha, yaudah kalau mau main kerumah. Bantuin gu packing sekalian. OK?” Ucap April masih dengan nada riang. Sama sekali tanpa beban. Bikin aku tambah kesal.
Setelah telepon aku tutup, aku menelpon Popy. Untuk memberitahu bahwa April akan pindah ke Bandung. Aku mengajak Popy untuk datang kerumah April bersama Uta, Iren dan Wahyu. Popy yang memutuskan untuk menghubungi Uta, Iren dan Wahyu.
Duo divo juga akrab dengan Popy, Uta, Iren dan Wahyu. Kita akrab karena sewaktu SMP kita sama-sama mengikuti ekstrakulikuler PASKIBRA. Mungkin dari banyak nya anggota. Kita berenam lah yang sangat dekat.
Aku lalu mebuka friendster untuk melihat comment dari April.

Heii, sombong ah.. Cuma view nii, gag asyik. hhe
Ada reuni ya kawan??
Gag tau nii bisa dateng apa gag.
Coz gue mau pindah ke Bandung.
Tapi gue usahain dateng kok.
Sekalian perpisahan, coz ni pertemuan terakhir..
Hehehe.

Aku membalas comment itu segera, mengungkapkan kesedihan ku pada April yang akan pindah ke Bandung.
******
Aku pergi juga untuk reuni, walau hati masih bertanya-tanya apakah April akan datang. Walau yang datang ke acara reuni ini hampir setengah dari jumlah anak-anak kelas XI-7. Tetap saja ada yang kurang, yaitu April.
Sampai aku tiba di Margo City, aku terus melihat jam yang hampir menuju jam setengah 2 siang, diluar Mall pun hujan sangat deras. Aku masih berharap April datang.
“Asti kok personil duo divo yang atu blom nonggol??” Tanya beberapa teman, aku hanya senyum dan berkata, “Mm, katanya dia nggak bisa dateng, tapi mau di usahain dateng kok.” Jawab ku simpel dengan senyum dan terus berharap April datang. Sampai kami sudah masuk dalam obrolan-obrolan mengenang masa-masa SMP dan cerita tentang SMA masing-masing, saling berkomentar penampilan yang sekarang dengan penampilan saat masih SMP dan lain-lain. Seru, asyik, aku merasa relax. Tapi, April?? Belum datang juga.
“Eh, semua. Masa April bilang, dia mau pindah ke Bandung. Bete gue, nggak kebayang kaya apa ntar kalau dia udah nggak di Depok, pasti jarang banget ketemu, pasti gue jadi kangen banget, sampe jam segini dia juga belum dateng, pasti dia lagi sibuk packing, senin pas masuk sekolah nanti, dia udah di Bandung…” Akhirnya aku bercerita tentang rasa gelisah ku pada teman-teman yang datang ke reuni sore itu.
“Jah, Duo divo kepisah?? Tenang teknologi udah canggih.. Ada Hand Phone, Internet tetep bisa contact kok.” Ucap Noni.
“Lebay deh, hahaha. Kaya nggak bisa ketemu lagi.” Ucap Tika.
Banyak komentar dari teman-teman ku, buat aku merasa sedih, kebayang kalau nanti April sudah di Bandung. Tiba-tiba ada yang mengejutkan ku..
“Taaaarrrrraaaa, hehehe, pakabar semua??.” Ucap riang April. Aku yang terkejut langsung bangun dari bangku, lalu memeluk April. Tak peduli itu ditempat umum yang sedang banyak orang. Aku ingin menumpahkan rasa rindu pada April karena sudah lama tak bertemu dan juga ditambah dia akan pindah. Aku membayangkan bila April benar-benar pindah. Saat aku melepas pelukanku yang lumayan lama dan erat. Mataku berkaca-kaca.
“Dih, mau nangis lu?? Hahaha. Lucu ihh…” Ucap April riang, memang dia selalu riang.
“Pril, lu beneran mau pindah?? Dari tadi si Asti nunggu-nunggu lu tuh, katanya lu mau pindah ke Bandung, sedih dia prill.” Ucap salah seorang teman ku.
“Hahahaha, nggak nyangka gue lu cerita-cerita ke anak-anak. Enggak, gue Cuma bercanda kok. Cuma mau ngerjain Asti ajah. Hahaha. Ketipu dah semuanya.” Ucap April sambil melirik ku kemudian merangkul pundak ku. Membuat aku lega, ternyata itu hanya kerjaan usil April.
“Terus Popy, Uta, Iren dan Wahyu gimana??? Gue udah kasih tau lu mau pindah. Rencananya hari sabtu depan kita mau main ke rumah lu.”
“Hahaha Asti, Asti. Gue mau ngerjain lu, eh jadi banyak gini si yang tau. Hahaha. Yaudahlah gampang, main ajah kerumah.” Senang sekali melihat keceriaan pada diri April, aku lega, setidaknya dia masih stay di Depok. Dan aku masih akan tetap melihat keceriaan itu, masih bisa berbagi dengan dia.
Kami lalu menuju ke sebuah lestoran Pizza. Setelah itu kami menuju pusat games di Mall itu. Kami foto-foto. Bercanda-canda. Lalu kami menuju toko buku. Menghabiskan waktu bersama teman yang jarang ketemu, karena SMA kita pun berbeda-beda. Seru, aku cinta sekali suasana ini, bekumpul dengan teman-teman SMP.
******
Sesuai rencana. Sabtu sore aku, Popy, Uta kerumah April. Wahyu tidak bisa datang, Iren sedang liburan ke Semarang. Aku masih bungkam selama diperjalanan pada Uta dan Popy tentang kejailan April ini. “April aja yang jelasin. Haha, lagian kalau nggak diboongin gini pada susah kumpul-kumpul lagi kaya dulu pas SMP.. Hahaha.” Seru ku dalam hati.
Kami menyewa CD pada penyewaan didekat rumah April. Kebiasaan kami jika berkunjung kerumah April adalah nonton film. Setelah nonton film, makan mie ayam, kita ngobrol-ngobrol.
“Eh, gue mau jujur ni ma kalian. Tapi jangan marah ya.” Ucap April menahan tawa.
“Ah, gue tau. Lu nggak jadi pindah kan?? Lu boong kan?? Masa lu mau pindah, apa lagi kata Asti besok hari senin lu udah di Bandung, masa rumah lu, kamar lu masih aja rapih. Nggak ada tanda-tanda mau pindah.” Tebak Popy, sedikit santai tapi nampak dia tau ini hanyalah akal-akalan April.
“Hahaha, iya. Tadinya kan gue mau ngerjain Asti aja. Nggak ngira Asti bilang-bilang ke lu. Hhe. Tapi kan ada hikmahnya, kita jadi kumpul kaya sekarang. Maaf yaa. “ Ucap April sambil mehanan tawa.
“Yayaya nggak pa pa. Gue juga heran, katanya senin udah di Bandung. Rumah masih rapi gini... Senin besok udah sekolah aja yaa??. Liburan nggak kerasa banget. Tau-tau udah masuk aja.” Ucap Uta. Kita mang sudah terpisah-pisah SMA nya tapi kita masih tetap sharing seperti dulu.
******
Asti , katanya april lagi sakit. Mang bener kena suspect flu burung?
Itu SMS dari beberapa orang teman ku di smp mengagetkan ku saat aku sedang belajar di kelas. Aku memang teman dekatnya, jadi wajar bila mereka bertanya padaku. Namun aku sendiri tidak tahu. Aku takut. Takut kalau ternyata April benar terjangkit suspect flu burung. Aku hanya dapat menangis setelah membaca SMS itu. Aku membayangkan comment yang April kirim ke friendster ku, saat kita akan reunian setelah Idul Fitri kemarin.
Sekalian perpisahan, coz ni pertemuan terakhir..

“Assalamu’alaikum.” Aku langsung menelpon rumah April, setelah bel istirahat.
“Wa’alaikumsalam. Mau bicara dengan siapa?” Suara asing ditelinga ku. Itu pasti bukan Bapak nya April. Bikin aku makin gusar.

“Ya Allah .. Aku ga tau mesti gimana. April , sekarang di ICU karena infeksi di paru-paru nya. Kuatkan dia dan sembuhkan dia Ya Allah.” Ucap ku dalam hati setalah menutup telepon yang ternyata itu adalah Om nya April. Aku dijelaskan, bahwa April ada si ICU RS. Sulianti Saroso. Walau sedih, tapi aku lega dia tidak terjangkit suspect flu burung. Aku pun membalas SMS teman-teman yang bertanya tentang kondisi April. Sambil terus berdo’a untuk kesehatannya.
******
“Ya Allah, Astagfirullah. April gimana yaa skarang??” Jujur aku gelisah. Aku telpon ke rumahnya tidak ada yang mengangkat. Mau jenguk, tapi aku lagi banyak tugas dari sekolah. Terakhir aku bertemu April, saat aku silaturahmi sehabis lebaran ke rumahnya. Aku lihat kondisinya baik-baik saja, dia tetap ceria seperti biasa. Itu yang menjadi patokan ku. Bahwa dia sehat-sehat saja. Belum lama juga dia mengirim SMS kepada ku, mengabarkan bahwa dia telah membuat friendster duo divo. Aku pun belum sempat membuka friendster itu, ya itu tadi, aku banyak tugas, setelah aku naik kelas XI dan masuk kelas IPA, banyak sekali PR dan tugas-tugas kelompok dari setiap mata pelajaran.
******
“Assalamu’alaikum.” Ucap ku segera setelah sadar bahwa April mengangkat telepon ku.
“Wa’alaikumsalam.” Jawab April parau, mungkin karena kondisinya belum fit.
“April apa kabar? lu udah pulang dari rumah sakit? Gimana kondisi lu sekarang? Udah sehat kan?. Aduh sayang maaf banget, gue belum sempet jengukin lu. Tugas dari sekolah banyak banget. Maaf banget yaa..” Ucap ku panjang lebar penuh penyesalan dan rasa khawatir dengan kondisi April.
“Alhamdulillah gue baik-baik aja. Iya kemaren gue baru pulang dari rumah sakit. Iya, ga papa kok, ditelepon gini aja gue udah seneng. Gue masih butuh waktu seminggu buat istirahat total dirumah, gue juga mesti bolak-balik check up ke rumah sakit. Do’ain aja semoga gue sehat dan kuat. Masalah jenguk itu gampang lah sayang, pas liburan kan lu masih bisa main ke rumah gue.” Jawab April agak perlahan-lahan, mencoba menjelaskan keadaannya dan seolah mengerti bahwa aku belum sempat menjenguknya.
Aku bangga sekaligus sedih. Aku sedih mendengar cerita-cerita April lewat telepon malam itu tentang penyakitnya, tentang keadaan dia di ICU selama 2 minggu, dan aku bangga melihat segala semangat nya untuk melawan rasa sakit nya. Aku meneteskan air mata, saat kata demi kata April ucapkan untuk menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Aku sedih, hatiku seperti tertusuk-tusuk mendengar ceritanya, tak tahu apakah aku mampu melewati masa-masa itu bila semua yang terjadi menimpa diriku. Selama percakapan kami malam itu aku hanya berharap dia kuat dan kembali pulih.
“Okey sayang, gue lega denger lu udah pulang dari rumah sakit. Lu mesti tetep jaga kondisi, makan yang banyak, minum obatnya, makan buah-buahan, istirahat, pokoknya lu mesti sehat yaa. Salam buat Bunda lu, Bapak lu, ade lu. Gue pasti main nanti kerumah lu, tetep semangat yaa sayang.” Ucap penutup telepon ku, sambil sesak menahan tangis. Telepon ditutup. Aku makin sedih setelah mendengar keadaan sahabatku. Ada do’a special malam itu untuk April. Dengan segala harapan terbaik untuk nya. “Ya Allah. Sehatkan sahabatku, kautkan dia Ya Allah… April cepet sembuh yaa.”
******
Sabtu, 29 November 2008
21.00
Lelah, mengantuk, dan lumayan jenuh yang aku rasakan. Malam itu aku sedang berada di aula bersama teman-teman SMA ku. SMA PLUS PGRI Cibinong, dalam acara LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) OSIS di daerah Ciawi. Materi demi materi sudah aku terima sejak pagi dengan berasal dari berbagai narasumber. Tinggal materi terakhir malam itu, yaitu “Quantum Ikhlas” yang belum, aku berharap materi itu segera disajikan, lalu aku tidur, dan kembali lagi besok ke ruangan ini dengan materi-materi, lalu siangnya pulang. Entah kenapa, aku ingin pulang.
Materi “Quantum Ikhlas” ikhlas pun tiba, narasumber Bapak Warris Hadi, kepala SMP IT Al-Madinah. Bayangan ku pun berlari pada kondisi April, karena dia sekarang sekolah di SMA IT Al-Madinah. “April gimana yaa sekarang??. Pulang LDKS mau main ahh kerumah April, kangen banget gue ma dia. Pasti seru nii, certain LDKS, pasti April kenal sama Pak Waris Hadi.”
******
Minggu, 30 November 2008
16.30
Akhirnya aku pulang juga. Aku segera bergegas ke kamar. Mengambil Hand Phone ku yang tersimpan di meja belajar. Ya, peraturan LDKS, peserta tidak boleh membawa Hand Phone. Aku melihat ada 12 SMS dan 8 panggilan tak terjawab. Salah satu SMS itu dari April. “Aneh.. April kok SMS Cuma gini aja yaa?? Semoga dia nggak kenapa-kenapa.” Aku merasa sedikit khawatir dengan April, setelah membaca SMS darinya yang hanya :
Kwand..
Dari semalam pikiran ku pun sempat membayangkan kondisi April. Dan aku juga ingin pulang terus, meski aku sangat semangat mengikuti LDKS. Sekelebat pikiran buruk terlintas tentang April. Tapi itu aku singkirkan dahulu. Aku segera bergegas untuk membereskan perlengkapan ku selama LDKS yang ada didalam ransel besarku. Aku lalu mandi.
Selepas shalat Magrib, pikiran ku kembali tertuju pada April. Aku coba menelepon rumahnya. Berkali-kali aku telepon. Tidak ada yang mengangkat. Aku mencoba menelepon Hand Phone April, tidak aktif. “Gue capek banget pulang dari ciawi, pengen tidur. Besok juga sekolah. Semoga April nggak kenapa-kenapa.”
******
Senin , 1 Desember 2008
“Asti..”
“Eh taufik, kenapa??..”
“April apa kabar Ti? Dah sehat dia?” Tanya taufik, teman SMP ku, yang kini satu SMA dengan ku.
“Gue nggak tahu, tapi terakhir gue telpon dia hari jum’at kemaren. Dia udah sekolah, ditelpon juga sehat-sehat aja kok. Cuma gue mang belum nengokin. Nanti malem nengokin yuk, temenin gue Fik.., Mau nggak??.”
“Owh lu telpon dia? Curhat yaa?hhe.. Gue juga di sms dia, seminggu yang lalu, tapi belum gue bales. Nggak ada pulsa gue. Yaudah, gue juga mau ngajakin lu jenguk dia. Ntar malem yaa, gue jemput lu di BBM, sekitar jam 7 lah.. ntar gue ada les sampe sore. Mau nggak?..” Ajak Taufik.
“Dia juga hari sabtu kemaren SMS gue Fik, tapi cuma “Kwand..” doang. Gue juga lagi nggak ada pulsa, belum gue bales sampe sekarang. Yaa, mau gue. Jam 7 nii?? Bener yaa??..”
“Tapi liat nanti juga Ti, dirumah gue ada motor apa nggak. Pokoknya ntar gue SMS lu, jadi apa nggak nya.. okei??.”
“Yaudah nanti lu SMS gue ajah yaa.. Usahain lah Fik. Gue ke kantin yaa. Ditunggu temen. Jangan lupa SMS gue.. Daaa Taufik.” Aku senang nanti malam mau jengguk April.
“Iyeh bawell.. daa..”
*****
“Udah jam setengah tujuh. Taufik belum SMS juga siih?? Nggak jadi nii kayaknya.. Ah capek banget gue hari nii…” Ucap ku dalam hati, yang sejak pulang sekolah menunggu SMS dari Taufik. Rasa lelah ku sepulang LDKS masih terasa, aku berbaring ditempat tidur, ditemani lagu-lagu di radio yang mengisi kamar ku, mata ku semakin berat..
“Hallo, napa noni?.” Jawab ku masih dengan suara datar, karena baru bangun tidur. Tapi Noni diseberang telepon terbata-bata menjawab nya.
“Ti, Aprilll…” Ucap Noni sambil menangis. Aku terhenyak, lalu bangkit dari tempat tidur ku.
“Kenapa April? Kenapa lu nangis? Kenapa Non?..” Ucap ku panik. Dan Noni masih menangis.
“April, meninggal, tadi gue dikabarin..” Ucap Noni sambil menangis. Aku langsung memotong omongannya.
“Lu boong Non. Boong kan?..” Tak mampu lagi aku menahan air mata. Kaki ku lemas. Sambil menatap foto kami berdua dikamar ku. “Nggak. Nii pasti nggak bener!.”
“Asti.. gue dikabarin nya gitu. Coba lu tanyain dulu ke nyokap nya. Gue juga nggak percaya Ti. Lu tanyain dulu nyokap nya, ntar lu telpon gue lagi yaa..” Ucap Noni mengakhiri telponnya.
Aku keluar kamar dan meraih telpon, menekan nomor telpon rumah yang sudah hafal diluar kepala dengan segera. “Aprillll…”
“Assalamu’alaikum. Mba, ada April nya?.” Saat telpon rumah April sudah di angkat.
“Wa’alaikumsalam. April? April dirumah sakit..” Ucap Mba Sam, pembantu dirumah April.
“Bener mba , April meninggal?.”
“Bener, tadi jam tujuh kurang 15. Ini siapa?.” Ucap Mba Sam, pelan, menandakan suara dalam keadaan berduka.
“Astagfirullah. Bener Mba? Saya Asti.” Ucap ku. Kaget, Lemas seketika sekujur tubuh ku..
“Bener..”
“Terima kasih yaa Mba. Assalamu’alaikum.” Ucap ku masih dalam keadaan tersentak.
“Wa’alaikumsalam.” Telpon tertutup. Aku menangis. Hand Phone ku kembali berdering.
“Noni, benerr..” Aku menangis saat menjawab telpon dari Noni. Tak ada kata, kami berdua hanya menangis.
“Sabar yaa sayang. Kapan lu kerumahnya?.” Tanya Noni yang masih terisak.
“Sekarang..” Telpon segera ku tutup.
Sekelebat kenangan ku bersama April melintas di pandangan ku, seperti video yang diputar, membuat dada ku semakin sesak. Tak kuat menahan rasa ini. Aku tak percaya ini terjadi.
Aku lalu ke ruang tamu,
“Bapak.. Ibu.. April meninggal.” Ucap ku berdiri, lemas, dan menangis.
“Inalillahi. Di kabar siapa kamu de?.” Tanya Bapak. Dan aku hanya menangis.
“Sini de, duduk dulu.” Ucap Ibu ku menenangkan. Aku duduk dan bersandar dipundak Ibu ku. Setelah aku menjelaskan. Aku kembali ke kamar, suasana dikamar semakin buat aku sedih. Aku lihat foto-foto semasa SMP, Lukisan pemandangan yang April buat saat SMP, tulisan tangan nya “Duo Divo”, tanda tangan nya yang ada di mading kamarku..
“Aprill, kenapa lu tinggalin gue??...”
Aku segera bergegas untuk segera kerumah April. SMS berdatangan ke Hand Phone ku, menanyakan kebenaran meninggal nya April. Aku membalas SMS-SMS itu.
Yaa, bner. April meninggal jam 7 kurang 15. Maavn kalo dia punya salah n mohon do’a nya..
Aku mengetik SMS tanpa sadar dan begitu saja. Aku sendiri pun masih tak percaya ini terjadi. Aku segera menuju rumah April.
*****
Belum terlalu ramai oleh pelayat. Tapi disana ada beberapa teman dekat ku. yang dari tadi menunggu ku. Tatapan dingin dan pelukan disertai tangis yang ada malam itu. Sedih melihat sekitar yang benar-benar nyata, bahwa April sudah berpulang. Dengan langkah berat kami memasuki rumah, melihat orang-orang yang menunggu jenazah berada didekat tempat persemayaman. Kami lalu menuju kamar Bunda. Suasana haru pecah dikamar itu, tangis Bunda, tangis kami, membuat hati ku tertusuk-tusuk. Aku,dela,iren,popy saling bertatapan tanpa ada kata yang terucap, kami berpegangan erat.
“Asti,, kamu kemana aja? Kok nggak nengokin April??.” Ucap Bunda saat melihat ku, lalu dia memeluk ku erat. Pelukan yang mengisyaratkan kehilangan seorang Bunda terhadap anak tercintanya.
“Maaf, asti belum sempet nengokin..…” Hanya itu yang mampu ku ucap. Kami berpelukan dalam duka yang dalam.
Banyak orang berdatangan, tenda terpasang. Malam yang memecah suasana sedih. Aku yang sangat bahagia bila berkumpul dengan teman SMP, sangat benci dengan keadaan malam itu. Walau banyak sekali alumni SMP ku yang datang. Tapi, berkumpul nya kami ini dalam suasana yang sangat haru.
Aku melihat banyak mata yang menangis, banyak muka dengan raut kehilangan dan sedih yang dalam, suara isak tangis penuh sesak saat mobil ambulance datang dan bergemuruh suaranya memecah malam. Semua pelayat mencoba mendekat, memasuki rumah duka untuk melihat April.
Tak tahu apa yang menguatkan langkah kaki ku saat itu, saat semua orang berdesakan untuk bergantian masuk ke rumah duka dan melihat April terbaring dalam tidur panjangnya.
“…Pril, gue dateng sama popy, uta, wahyu, iren dan yang lain... Lu liat kan sayang?? Kenapa cepet banget lu tinggalin gue?? Tenang dan bahagia yaa sayang disana. Do’a gue sealu ada buat lu sayang … Maaf banget yaa kalau gue kerasa berat banget percaya ini semua. Terima kasih buat semuanya, lu sahabat sejati gue sayang.. “ ucap ku dalam hati, sambil menangis ku tatap April yang kini hanya terbaring dengan mata tertutup. Tak ada lagi senyum manis nya, wajah cantik berserinya, canda tawa penghibur nya, suara riangnya, belaian sayangnya untukk ku yang datang kerumahnya. April berpulang dalam duka yang sangat dalam bagi semua teman, sahabat dan keluarganya, karena kami mencintainya.

*****
Selasa, 2 Desember 2008

“Ti, lu inget nggak April pernah boongin kita? Yang dia bilang senin pas masuk sekolah dia udah pindah ke Bandung?? Kayanya itu udah pertanda deh. Dia mang pergi dan udah nggak disini lagi hari senin, tapi perginya lebih jauh dari pada ke Bandung…” Ucap Uta, didepan rumah duka. Saat sedang mendengar sambutan dari Kepala Sekolah SMA April.
“Ya.. ampunn. Nggak kepikiran gue sampe kesini Ta.. Ya ampun, masih nggak percaya banget gue.. masih terlalu nyata dia dipandangan gue untuk dikenang-kenang kayak gini..” Ucap ku, air mata tak kuasa ku tahan lagi.
“Ti.. Udah lah. April udah tenang kok disana…” Ucap Wahyu.
“Iya.. April malah sedih kalau kita yang disini masih berat. Cuma do’a aja yang bisa kita kirim. Dia tetep ada kok… dihati kita semua..” Ucap Iren menguatkanku.
“Iya.. biar lapang jalannya April. Kirim do’a bukan air mata yaa sayangg..”Ucap Popy. Aku kuat bersama mereka. Tapi hati ku masih saja memanggil April..

Biasanya aku datang ke rumah itu untuk bertemu sahabat ku, April. Untuk berbagi, untuk melepas canda tawa kami. Tapi, sekarang ini aku datang penuh air mata dan kehilangan, untuk melihatnya yang terakhir dan mengantarnya ke tempat istirahat yang abadi.
Ku amini semua do’a yang dilantunkan penuh hikmat, ku pandang nisan yang kokoh berdiri bertulis nama Aprilia Putri Utami Binti Widodo Agus R. Sahabat yang selalu ceria, sahabat yang selalu hadir saat senang dan sedih, sahabat terbaik yang kini ada dalam kenangan ku.
Batu nisan bagiku yang memisahkan kita. Tapi dia akan selalu ada dihati ku, akan ku jaga segala semangatnya yang membara dan kenangan penuh arti bersama nya..
“…April, gue udah anterin lu sampe tempat istirahat lu yang abadi.. tenang yaa disana.. gapai semua do’a gue buat lu… maaf buat semua kesalahan gue.. maaf, mungkin gue belum jadi sahabat yang baik buat lu, tapi lu lah sahabat terbaik gue.. terima kasih April buat semua kenangan indah yang lu kasih buat gue.. terima kasih buat kebersamaan kita dalam duo divo…… Duo divo, berati banget buat gue.. duo divo akan selalu ada dihati gue.. lu mang nggak keliatan lagi, tapi gue yakin lu denger semua nya… selamat jalan sayang …. “

*****
Bagiku kini, persahabatan bersamanya penuh arti. Sahabat yang benar-benar selalu hadir apapun yang aku rasa. Tak sedikit yang aku lewati bersamanya, perjalanan Duo Divo panjang, dari perkenalan , pertemanan, yang tumbuh dengan kesabaran, pengertian, kebersamaan, kejujuran, kepercayaan tanpa keegoisan yang ketika kini dia pergi membawa sejuta kenangan. Kenangan itu justru lebih abadi. Dia akan selalu hidup dihati dan pikiran ku. Yang kini harus ku ingat “Kirim do’a bukan air mata”. Aku harus rela dan membuka hati, karena dia pergi untuk bahagia yang hakiki.

_ The End _




untuk guru hidup ku , Bapak Iwan Gunawan, S.Pd

Bapak... Terima kasih yaaaaaaaaah buat semuamuanya. Ga ada guru kaya bapak di dunia ini, 1-1 nya deh!Emang asti ga pernah diajar bapak di bangku kelas, tapi bapak memberi pelajaran hidup yang justru lebih berharga dan tidak ternilai buat asti.terimakasih bapak.....Ga ada kepengurusan MPK OSIS 2009-2010 tanpa kepercayaan dan support pembina yang luar biasa dari bapak..Inget-inget aja gitu yang dulu waktu asti masih di OSIS. Diomelin sering banget, diledekin apalagi hahahaTapi yang asti ga pernah lupa adalah asti bener-bener dibelain pas ada masalah di Paskib huhu sampe nangis terus asti meluk bapak.Hemmm sering banget ditraktir bapak. Sampe udah lulus bgni pun masih di traktir dan di kasih ongkos pulang hahaha dipalak ya pak??Pak, INSYA ALLAH 6 sampe 7 tahun ke depan. Asti Swastiani, Fritza 'Icha' Astrini, Mutiara Indonesia, Encony Three Justice, Rahmadsyah Ramadhan dan Tri Ade Putra yang akan nraktir bapak. Terserah bapak mau makan apa aja, dimana aja dan sebanyak apa. Semoga bapak selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah SWT.AMIN1 pelajaran besar buat asti, yang sampai sekarang masih belajar buat melaksanakan nya, bapak pernah bilang : "Asti, jadi orang tuh harus jadi orang yang disegani, bukan ditakuti dan buat semua orang itu senang di dekat kita.." bla bla bla ocehan bapak waktu itu. Masih rapi tersimpan di otak asti :)INSYA ALLAH, asti terus berusaha menjadi seperti yang bapak bilang.Ga akan pernah lupain bapak.Bapak adalah sosok orang tua buat asti di sekolah. Banyak dari anak-anak pesat yang takut sama bapak, karena katanya bapak itu galak, tukang razia dll. Tapi, tidak buat asti. Yakin banget semua yang bapak lakukan semata-mata hanya untuk membuat siswa-siswi SMA PLUS PGRI CIBINONG jadi anak yang disiplin bahkan menanamkan kebutuhan akan kedisiplan di diri meraka. Hanya saja mereka yang belum mengerti merasa peraturan sebagai momok yang menakutkan. Dan hanya mereka yang belum disiplin lah yang takut bahkan mungkin malas bila bertemu bapak.Lain hal nya dengan asti yang selalu antusias bila bertemu bapak.Pak Iwan itu lucu banget, selalu riang, selalu memotivasi asti untuk lebih baik, selalu positif thinking terhadap apapun termasuk dalam keadaan terpahit sekalipun, dia akan selalu diam dalam benar, dia sangat loyal dan total dengan pekerjaan nya. Karena itu bapak sangat memberi pembelajaran hidup untuk asti.Terima Kasih Bapak...Asti janji akan datang ke bapak untuk menceritakan kabar gembira tentang kesuksesan asti di masa depan, tunggu yaaaaaaah Pak!!sehat terus ya Pak.. Tetap lah jadi sosok yang inspirasional dan mencerahkan ya Pak :)Love you always :)


baca ini putri putri yang sayang kedua orang tua nya :).

Putri ku sayang, Jika seseorang mencatat tugas-tugasnya yang penting dalam hidup, jika diurutkan berdasarkan prioritas, maka yang menjadi urutan pertama dalam daftar tersebut adalah "anak-anak dan keluarga". Anak-anak lebih berharga dan lebih mahal dari harta, kesenangan dan kenikmatannya. Sebagai bukti dari hal itu, wahai putri ku. Tampak ketika salah seorang anaknya sakit mencemaskan. Maka, selaku orang tua akan pontang-panting ke sana ke mari mencari obat, membayar berapa saja yang dapat ia berikan. Semua itu di lakukan hanya untuk sang anak.
Karena itu, ketika orangtua menasihati anaknya, maka ia benar-benar jujur dan ikhlas dalam menyampaikannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh pepatah, "Seorang penunjuk jalan tidak akan membohongi orang yang diantarkannya".

Putri ku,
Aku tersentak kaget ketika melihat fenomena perempuan muslimah zaman sekarang, yang selalu hidup dalam konflik. Suatu saat, kalian bisa mendengar suara nyaring yang mengajak kaum perempuan untuk meninggalkan nilai-nilai yang luhur. Sedangkan pada waktu yang lain, kalian bisa mendengar suara yang jujur, yang menggetarkan jiwa dan berkata,"Sebentar, tunggu dulu. Itu adalah jalan kesesatan dan pintu kerusakan." Suara-suara itu beradu dalam telinga dan pikiran-pikiran bercabang-cabang dalam benaknya.

Terus terang putri ku, Kita harus jujur dan terbuka, namun dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama. Kita harus transparan, namun dengan tetap memperhatikan rasa malu dan harga diri. Ini semua agar menjadi langkah pertama untuk perbaikan dan transformasi kebaikan. Semua itu kita lakukan, jauh dari emosi dan fatamorgana yang memperdaya.

Renungkan Wahai Putri ku, ketika kamu kembali ke rumah dan merebahkan diri di atas tempat tidur, coba luangkan waktu sejenak untuk menggambarkan rupa perempuan salehah yang menawan, yang jauh dari kemaksiatan. Kemudian, bandingkan perempuan tersebut dengan perempuan lain yang berakhlak buruk dan selalu melakukan hal-hal yang diharamkan agama. DEMI ALLAH, pikirkan, perempuan manakah yang hidupnya lebih tenang dan lebih mantap? Manakah yang lebih utama mendapatkan pujian dan sanjungan?.
Apakah perempuan yang bisa mengatasi hawa nafsunya dan mampu mengendalikan keinginannya, meskipun gejolak syahwat yang tiada henti mendera diri nya; ataukah perempuan yang tidak mampu bertahan menghadapi godaan-godaan nafsu dan keinginan dirinya? Ini adalah pertanyaan yang muncul dengan sendirinya dan karena fakta yang ada. Mengapa perempuan ini menuai kesuksesan, sedangkan yang itu tidak?

Wahai putri ku,, Sungguh aku heran ketika muslimah mengikuti tren yang diinginkan oleh para musuh Islam. Ia begitu saja mengikuti dan meniru model dan gaya yang sedang tren, serta tidak peduli lagi terhadap jilbab dan rasa malu nya. Setiap hari kita bisa melihat wajah baru dan warna baru dari bentuk kemaksiatan ini. Seperti itulah apa yang kami lihat.

Wahai putri ku, sesungguhnya hal itu merupakan rekayasa terhadap jilbab dengan tujuan agar kalian tidak mengenakan jilbab dan kepala kalian terbuka. Aku tidak perlu memberika fatwa-fatwa seputar apa yang menimpa kaum perempuan sekarang. Akan tetapi, wahai anak ku, perempuan mukminah yang sebenarnya adalah yang takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya.

Wahai putri ku, pandanglah dirimu di dalam cermin dan lihatlah bentuk wajah yang menampakkan daya semangat hidup. Sekarang, kamu bisa menghirup udara segar. Dapat menikmati kesehatan dan tenaga yang masih kuat. Namun, pernahkah suatu kali kamu menjenguk nenekmu yang terlihat lemat, terbaring di tempat tidur dan kekuatannya telah berkurang?
Dulu, ia pernah mengalami masa muda seperti kamu, dan menjadi bunga yang menawan. Akan tetapi, seiring dengan perputaran waktu, bergantinya tahun dan hari, bunga muda itu layu tak berdaya di bawah bayang-bayang masa tua. Sirna pula masa kanak-kanaknya. Adapun yang tersisa, hanyalah kenangan.
Wahai putri ku, kelak beberapa tahun ke depan engkau akan menjadi nenek-nenek. Jadi, pergunakanlah waktu mudamu dengan sebaik-baiknya. Kekuatanmu di masa muda tidak akan kembali lagi. Ketika itu, yang dirasakan hanyalah penyesalan dan penyesalan.
Wahai anak ku, seandainya orang yang selalu mengikuti syahwat dan nafsu, serta kenikmatan yang menyesatkan di dunia berfikir akan hakikat dirinya, niscaya mereka akan kembali pada jalan yang lurus. Renungkan hal itu, wahai putri ku.

Siapa saja di dunia hidup penuh dengan kenikmatan dan dimabukkan oleh kelezatannya, dan selama hidupnya berada dalam keaadaan senang, semua itu pasti akan dilupakannya ketika dia dimasukkan sedetik saja ke dalam neraka. -Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kita semua.-
Di sisi lain, siapa saja yang hidup sengsara di dunia, jika dia merasakan satu kenikmatan surga, parti dia akan melupakan kesengsaran tersebut.
Terakhir, aku mohon kepada Allah yang Mahamulia dan Mahakuasa agar semua kata-kata ku dapat bermanfat sehingga kamu menjadi perempuan yang benar-benar cantik dengan inner beauty.AMIN

Semoga Manfaat :)

Say You Will Always Be Mine

when I look in your eyes
thought of love come alive
giving meaning to this worth
making everything worth while

every moment we share
wish you closer to me
promise hope of lasting love
showing me that you're
the one forever

please say that you will always be mine
i promise you
the rest of my life
our love will give us
strength to survive
and together we will face
this world with love you and i

hold your boys hand tenderly and let this song around :')